DMI Fokus pada Pemberdayaan Ekonomi Umat Lewat Masjid
Dewan Masjid Indonesia (DMI) menegaskan komitmennya untuk menjadikan masjid bukan hanya sebagai pusat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan ekonomi umat. Melalui berbagai program yang tengah digulirkan, DMI mendorong agar masjid dapat menjadi ruang penguatan ekonomi berbasis komunitas, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
Ketua Umum DMI, Jusuf Kalla, menyampaikan bahwa potensi masjid di Indonesia sangat besar karena jumlahnya mencapai lebih dari 800 ribu. Dengan jumlah yang masif dan tersebar di seluruh wilayah, masjid dapat difungsikan sebagai pusat penggerak ekonomi kerakyatan. “Masjid bukan hanya tempat shalat, tetapi juga bisa menjadi pusat kegiatan sosial, pendidikan, dan ekonomi. Potensi ini harus dimaksimalkan agar umat lebih mandiri,” ujarnya.
Program pemberdayaan ekonomi yang diinisiasi DMI antara lain meliputi pembentukan koperasi masjid, pelatihan kewirausahaan, serta penguatan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang dikelola oleh jamaah. Selain itu, DMI juga bekerja sama dengan berbagai lembaga keuangan syariah untuk memfasilitasi akses permodalan bagi pelaku usaha di sekitar masjid.
Beberapa masjid percontohan di Jakarta, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan sudah mulai mengembangkan unit usaha seperti toko kebutuhan harian, koperasi simpan pinjam, hingga layanan pelatihan kerja bagi pemuda. Langkah ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi masjid-masjid lain untuk ikut berperan dalam meningkatkan ekonomi umat.
Dengan program ini, DMI menegaskan bahwa masjid memiliki peran strategis dalam membangun kemandirian umat, memperkuat solidaritas sosial, sekaligus menjawab tantangan ekonomi masyarakat di era modern.
RANTING DMI SERDANG